ANALISIS ANTIMIKROBA TEH CELUP BUNGA BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi. L) DENGAN PENAMBAHAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale Rosc)
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Bunga belimbing wuluh sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai minuman tradisional yang dikombinasikan
dengan jahe untuk meningkatkan sifat sensori dan manfaat fungsionalnya. Pemanfaatan bunga belimbing wuluh menjadi
teh celup bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan pengembangan khasiat bunga belimbing wuluh dengan mengetahui
daya hambat bakteri Staphylococcus aureus oleh ekstrak bunga belimbing wuluh dan jahe. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu proporsi bunga belimbing wuluh dan jahe gajah. Sampel terdiri dari bunga
belimbing wuluh 100%, bunga belimbing wuluh : jahe dengan proporsi, 90:10, 70:30, 50:50 dan 30:70. Teh dibuat dengan
dikeringkan pada suhu 60oC, dengan waktu pengeringan untuk bunga belimbing wuluh selama 5 jam, dan jahe dikeringkan
selama 6 jam. Hasil annova menunjukkan bunga belimbing wuluh : jahe dengan proporsi 90:10 memiliki nilai antibakteri
tertinggi dengan zona hambat sebesar 12,63 mm, luasan zona hambat ini tergolong memiliki aktivitas antibakteri yang
kuat. Sedangkan kadar air yang diperoleh tidak berbeda signifikan.